Selain berfungsi sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga sudah
menjadi bagian dari fesyen. Semakin unik dan keren tampilan jam tangan,
semakin bikin percaya diri penggunanya.
Guna memenuhi tuntutan dan selera pasar itu, belakangan beberapa
industri kreatif dalam negeri mulai melirik kayu sebagai dasar utama
bahan pembuatan jam tangan.
Penggunaan kayu ini menggantikan beberapa material yang biasa dipakai
dalam sebuah jam tangan, antara lain stainless steel, karet, kulit,
atau titanium.
Salah satu merek jam tangan kayu yang cukup populer adalah Woodka.
Jam tangan asli buatan Indonesia ini dibuat oleh 11 mahasiswa asal
Bandung sejak September 2013 lalu.
Belasan mahasiswa ini awalnya adalah kelompok dalam tugas kuliah di
jurusan Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu
mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan jam tangan kayu ini adalah
Aditya Budhidharma. "Di sini tidak ada pemilik ide, kami mikirnya
bareng-bareng, " kata Aditya, belum lama ini.
Pilihan mereka jatuh kepada jam tangan kayu karena prihatin melihat
banyaknya limbah kayu yang tidak terpakai. Limbah kayu yang mereka
gunakan adalah kayu pinus dan sonokeling.
Aditya dan kawan-kawannya hanya fokus pada desain, bentuk, dan
promosinya. Sementara untuk urusan teknis, mereka melibatkan ahli jam.
Proses pembuatan satu jam memakan waktu 10 hari. Hingga saat ini, jam
yang sudah berhasil diproduksi lebih dari 300 unit.
"Karyawannya tidak lebih 20 orang, mereka memang dari pabrik yang
memang bekerja sebagai perakit jam. Sebulan, pabrik mereka bisa
menghasilkan 100 jam tangan," kata Aditya.
Butuh ketelitian
Menurut Aditya, membuat jam tangan kayu tidak terlalu sulit. Soalnya,
proses pembuatannya sebagian juga sudah dibantu mesin. Hanya, saat
perakitan butuh ketelitian. Aditya bilang, tidak semua material jam dari
kayu. Untuk mesin dan jarum jam tetap terbuat dari besi.
Dengan menyasar konsumen remaja dan dewasa, satu jam tangan kayu
Woodka dibanderol mulai Rp 600.000âRp 800.000. Jam tangan Woodka
terbagi menjadi dua kategori, yakni jam dengan tali kain tenun atau
kulit dan jam tangan full kayu.
Jika konsumen ingin mengganti tali jam tangan, mereka juga menjual
khusus talinya saja dengan harga per satuan Rp 150.000. Jam tangan
Woodka hanya dijual online. Selain itu, mereka juga aktif berjualan di
acara pameran anak muda, seperti Jakarta Euphoria Project dan Local
Fest.
Untuk pemesanan online, dalam sehari ada lima orang sampai 10 orang
yang memesan. Sementara saat ajang pameran, penjualan sehari bisa
mencapai 15 pieces. Sebulan, Aditya dan timnya bisa menjual 100 unit
â150 unit jam tangan.
Dari penjualan sebanyak itu, Aditya dan kawan-kawannya bisa
menghasilkan omzet sekitar Rp 55 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 33%
dari omzet.
Mayoritas pelanggan jam tangan Woodka ini tersebar di sejumlah
daerah, antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang. "Kami juga sudah
jual sampai ke luar negeri, seperti Denmark, Inggris, Korea Selatan,
Singapura, dan Malaysia," jelasnya.
Aditya bilang, kelebihan jam tangan Woodka dari jam tangan kayu lain
adalah bahannya yang terbuat dari limbah. Selain itu, talinya juga bisa
digontaâganti dengan pilihan tali kayu dan kain tradisional Indonesia,
yakni tenun Kalimantan.
Pemain lainnya adalah Lucius L. Worang yang mengusung merek L&K
di Jakarta. Pria yang akrab Leon ini memulai usaha dengan seorang
temannya bernama Hocky E. Santha pada November 2009. Awalnya dari
ngobrol saja, katanya.
Leon mengaku membutuhkan waktu setahun melakukan riset untuk
menghasilkan jam tangan dengan desain dan kualitas terbaik. Pada tahun
2010, mereka resmi melempar produknya ke pasar.
Pembuatan jam tangan kayu ini hanya melibatkan satu pengrajin.
Menurut Leon, pembuatan jam tangan ini masih menggunakan cara
tradisional. Makanya, dalam sebulan, ia hanya sanggup membuat sekitar
empat unit jam tangan kayu.
Dari tahun 2011 lalu hingga saat ini, sudah ada enam desain jam
tangan yang ditawarkan kepada konsumen. Untuk membuat jam tangan ini,
mereka menggunakan kayu jenis regas burung dan merbau.
Bagi Leon, kedua kayu itu mempunyai karakter warna yang bagus
sehingga cocok dibuat jam tangan. Sedangkan mesinnya, dia bekerjasama
dengan pemasok mesin jam tangan dari Swiss.
Leon membanderol jam tangannya mulai US$ 3.000âUS$ 3.500 per unit.
Produk jam tangan ini membidik konsumen kelas atas dan mayoritas
diekspor, antara lain ke Amerika Serikat, Italia, dan Korea.
Dalam sebulan, Leon mengantongi omzet sekitar Rp 70 juta hingga Rp 84 juta, dengan margin bersih 30% - 50%.
1xbet - Best Bet in 1xBet - Download or Install for Android
BalasHapus1xbet is the best betting app in the world created for หารายได้เสริม esports. It is a one of poormansguidetocasinogambling the dental implants safest and most trusted filmfileeurope.com names among players. It 1xbet app offers a user friendly interface