Laman

Jumat, 05 Desember 2014

Untung Ratusan Juta Dari Kaus Kaki

Mencari Dana

Meski terkesan sepele, kaus kaki ternyata bisa mendatangkan untung yang gede. Taufik Rahman sudah membuktikannya. Merintis bisnis tahun 2002, ia sukses memproduksi kaus kaki dengan kapasitas produksi 1.500 pasang per bulan.

Menurut Taufik, dirinya tertarik terjun ke bisnis ini karena kebutuhan kaus kaki tinggi di pasar. “Semua orang pakai dan tidak perlu model yang aneh-aneh,” katanya. Untuk menarik minat pasar, ia sengaja menamai produk kaus kakinya dengan nama kebarat-baratan.

Hingga saat ini, ia sudah meluncurkan 15 merek kaus kaki, seperti Salma, Stairway, dan Parker. Menurut Taufik, yang paling laku di pasar adalah merek Parker. Ia menamai produk kaus kakinya dengan nama luar negeri agar lebih ampuh menarik perhatian konsumen Indonesia. “Orang kita itu memang lebih suka dengan brand asing daripada lokal,” katanya.

Bapak tiga anak ini membanderol harga kaus kakinya rata-rata Rp 30.000 per pasang. Dari produksi 1.500 pasang per bulan, ia mengantongi omzet sekitar Rp 45 juta. Ada pun laba bersihnya sekitar 30% hingga 40% dari omzet.

Bukan hanya kaus kaki biasa, ia juga memproduksi kaus kaki dengan bahan baku serat bambu. Kaus kaki sera bambu ini memiliki khasiat seperti menghilangkan bau kaki, mengurangi penyebaran penyakit kulit, mengurangi keringat pada kaki, dan lainnya.

Selain memiliki khasiat kesehatan, serat bambu juga menjadi alternatif mengatasi kendala bahan baku benang katun yang masih harus diimpor dari China. Menurut Taufik, di China sendiri, banyak pengusaha tekstil beralih memakai serat bambu. "Nah, di Indonesia ketersediaan bambu juga melimpah dan mudah didapat," katanya.

Khusus kaus kaki serat bambu dihargai sekitar sekitar Rp 80.000 per pasang. Kendati harganya agak mahal, peminatnya juga tinggi di pasar. Produksi kaus kaki ini dipusatkan di dua tempat yang berada di Jalan Sanggar Kencana VI No 14-16A, Bandung, Jawa Barat.

Setelah sukses dengan kaus kaki, pada 2009, Taufik mulai mengembangkan usahanya dengan memproduksi sepatu yang juga dinamai dengan merek Parker. Meski masih baru muncul di pasaran dan langsung menargetkan konsumen kelas atas, sepatu kulit sapi bikinannya ini langsung disambut positif oleh konsumen.

Hingga saat ini, ia sudah meluncurkan tiga merek sepatu, yaitu Parker, Lecoltre, dan Opick Soes.Agar tampak berbeda, Taufik banyak bereksperimen dengan produk sepatunya. Dia banyak menggunakan kulit ikan nila, sanca kembang, dan biawak Jawa untuk bahan baku sepatunya.

Bukan saja pasar domestik, sepatu bikinnya juga diminati pasar Eropa. Produk sepatu kulitnya ini sering menghiasi etalese butik fesyen di Italia, Jerman, dan negara lainnya. Bila ditambah omzet dari bisnis sepatu, total pendapatannya dalam sudah lebih dari Rp 250 juta.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com