Laman

Rabu, 03 Desember 2014

Bentuk Menawan, Mudah Perawatan ( 2 )

Dana SegarBudidaya Pucuk Merah ( 2 )

Tanaman pucuk merah merupakan salah satu tanaman hias yang cukup unik. Walaupun tidak memiliki bunga, tubuh tanaman ini ditumbuhi daun yang berwarna warni, mulai dari hijau dan merah. Nah daun berwarna merah inilah yang sering disangka bunga karena berada di sela-sela daun hijau.

Kombinasi warna inilah yang menjadikan pucuk merah digemari sebagai tanaman hias. Padahal jika ditelusuri, tanaman ini masuk dalam familia tanaman cengkih karena memiliki bentuk daun yang sama persis.
Keunikan lainnya adalah kemudahan menanam pucuk merah. Hampir seluruh wilayah Indonesia adalah tempat ideal bagi pucuk merah sebab tanaman ini suka tempat yang kaya sinar matahari. Tanaman ini dapat tumbuh di dalam pot atau tempat terbuka.

Ahmad Usman, petani yang membudidayakan pucuk merah selama dua tahun bilang, pucuk merah cepat tumbuh besar sehingga lebih baik ditanam berjajar dengan jarak jarak 50 cm- 100 cm. Nah bagi yang tidak memiliki lahan luas, mengakalinya dengan pot.

Merawat pucuk merah juga terbilang mudah. Jika ingin tetap ditempatkan di pot, tentu saja harus rajin dipangkas minimal 2 minggu sekali.  "Yang paling penting dalam perawatan adalah penyiraman dan mangkas. Pemangkasan bertujuan untuk mempertahankan keindahan supaya warna merah dan hijaunya merata, " kata Usman.

Jika sudah cukup tua, daun yang berwarna merah bisa memudar warnanya, dengan dipangkas akan menimbulkan tunas baru dengan warna yang lebih cantik. Asyiknya, saat memangkas pucuk merah, pelanggan dapat menyesuaikan dengan keinginan hati seperti bentuk  lingkaran, kerucut menyerupai pohon cemara, atau bentuk-bentuk lainnya.

Sementara itu, Herman Purnawan di BSD, Tangerang Selatan bilang, meski merawat pucuk merah tergolong mudah, antisipasi hama juga harus dilakukan. Selain menyiram sehari sekali dan pemberian pupuk dua bulan sekali, ia juga menggunakan suprasit.

Pasalnya meski pucuk merah terlihat sehat, ada juga pengganggu tanaman yang memakan daun, yaitu ulat coklat.  Maka itu pemeriksaan daun setiap sebulan sekali juga penting.

Selain ulat coklat, Herman bilang, hama yang biasa hinggap adalah gulma yang tumbuh di sekitar pucuk merah. Bahkan hama ini biasa tinggal di dalam polibag. Kalau sudah begitu, mau tidak mau pengendaliannnya dilakukan secara manual, yaitu mencabut semua gulma.

Penyiangan dilakukan dengan rotasi dua minggu sekali atau tergantung pertumbuhan gulmanya. Cara kimia juga bisa dengan memberi sprayer herbisida.

(Selesai)

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com