Meskipun terletak di wilayah pantai utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Kabupaten Brebes tidak hanya memiliki sentra-sentra produksi kelautan dan peternakan saja.
Namun,
di sini juga ada beberapa sentra produksi barang yang tidak biasa,
salah satunya sanggul. Rambut buatan yang dibentuk sedemikian rupa ini
biasa digunakan kaum wanita dalam resepsi pernikahan atau acara-acara
formal lainnya.
Salah satu desa di Kabupaten Brebes
yang menjadi pusat produksi rambut buatan ini adalah Desa Limbangan
Wetan. Di sini terdapat belasan perajin sanggul rumahan. Untuk sampai ke
lokasi tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Stasiun Brebes.
Lokasi
sentra pembuatan sanggul ini tidak jauh dari sentra pembuatan telur
asin yang juga berada di desa yang sama. Kedua lokasi sentra ini hanya
dipisahkan oleh gang kecil. Para perajin sanggul ini biasa bekerja di
depan rumah mereka masing-masing.
Ketika kita masuk wilayah
ini, terlihat para perajin sanggul sedang sibuk merapikan seluruh rambut
sintetis yang baru datang dari para pemasok. Meski kesibukan tampak di
sana-sini, tapi desa tersebut relatif tenang karena tidak ada kendaraan
yang berlalu lalang.
Para perajin sanggul ini umumnya adalah para
pria. Ranyan, salah satu perajin sanggul, menceritakan, desa ini sudah
sejak puluhan tahun lalu telah menjadi sentra pembuatan sanggul.
Laki-laki
bertubuh tambun ini mengaku sudah menggeluti pekerjaan ini sejak dua
puluh tahun lalu. Sebelumnya, dia hanya membantu sang ayah untuk
menjalankan bisnis. Setelah ayahnya meninggal, Ranyan mengambil alih
usaha sang ayah.
Ranyan mampu memproduksi puluhan model sanggul.
Beberapa di antaranya memiliki nama yang unik, seperti sanggul model
caesar, model keong racun, model Syahrini, dan model OVJ.
Kebanyakan
sanggul dibuat dengan warna rambut hitam. Tetapi untuk menarik
konsumen, Ranyan juga membuat sanggul dengan berbagai warna rambut,
seperti merah, cokelat, hijau, dan lainnya. "Ini biasanya untuk sanggul
kreasi," katanya.
Dia membanderol harga produknya mulai dari Rp
15.000 hingga Rp 20.000 per unit. Ranyan mengaku dalam sebulan dia bisa
mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah.
Dengan catatan, dia
dibantu oleh karyawan lebih dari satu orang, agar mampu memproduksi
lebih banyak sanggul. Sebab, sebagian besar para karyawan di sini
merupakan pekerja lepas. "Keuntungan bersih sekitar 30 persen dari
omzetnya tiap bulan," ujarnya.
Perajin sanggul lainnya adalah
Sutriyah. Dia mengungkapkan sudah menggeluti bidang ini sejak tahun
1972, ketika masih remaja. Wanita yang telah mempunyai enam cucu ini
meneruskan usaha dari orangtuanya.
Sutiyah memproduksi belasan
model sanggul, seperti mawaran, OVJ, Syahrini, dan lainnya. Sutriyah
menjual satu buah sanggul sekitar Rp 3.000 untuk ukuran kecil dan Rp
15.000 untuk ukuran besar. Dalam sebulan dia bisa mendapatkan omzet
puluhan juta rupiah.
nih rahasia rambut syahrini : http://www.mitrakosmetik.com/tak-perlu-habiskan-ratusan-juta-demi-rambut-cetar-membahana.html
BalasHapus